Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Bookmark and Share
Keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.




A.  Cairan Tubuh

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : 

1.  Cairan intraseluler : Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh

2. Cairan ekstraseluler : Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : 

a.  Cairan intravaskuler (plasma) : Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler
b. Cairan interstitial : cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel
3. Cairan transeluler : cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B.  Elektrolit 

Garam yang terurai dalam air menjadi satu atau lebih partikel yang bermuatan listrik. Konsentrasinya berbeda pada setiap bagian tubuh, contoh Na, K, Ca (kation) & Cl, HCO3 (anion)

Non elektrolit

Zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, contoh protein,urea, oksigen, carbon dioksida, glukosa dan asam-asam organik
Komponen Cairan Tubuh

Elektrolit
Na+ è mengendalikan volume cairan tubuh total(90% berada dalam ECF)
K+ è mengendalikan volume sel (98% berada dalam ICF)
Protein (Plasma) è mempertahankan volume intravaskuler

Komponen Cairan Tubuh

Hukum netralitas

Muatan negatif = muatan positif mèmempertahankan muatan listrik yang netral memudahkan pemindahan elektrolit ECF dan ICF pada ginjal

Tekanan osmotik àDaya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut di dalamnya à 300 mOsm
Tekanan hidrostatikàDaya tekan dari cairan
Osmosisà Proses difusi air yang sebabkan karena perbedaan konsentrasi
Osmolaritas à jumlah partikel yang ada dalam sebuah larutan tanpa memperhatikan valensi, muata atau massa
Tonisitasà osmolaritas suatu larutan dibandingkan larutan lain
Larutan Isotonis à Kristaloid ( RL dan NaCL)
Hipertonis à Koloid
Hipotonis à ½ DAD

Perpindahan Cairan Tubuh dan Elektrolit
Cairan tubuh dan zat terlarut berada dalam mobilitas yang konstan, terdapat proses menerima dan mengeluarkan cairan dan zat-zat yang berlangsung terus menerus
O2 , zat gizi, cairan dan elektrolit di bawa diangkut ke paru-paru dan sal. Cerna à IVFà SIRKULASIà IVF dan zat terlarut di dalamnya bertukaran dengan ISF melalui membran kapiler yang semipermiabel à ISF dan zat yang terlarut melalui membran sel yang permiabel selektif bertukaran dengan zat yang berada dalam ICF

Hukum Starling

Kecepatan dan arah pertukaran antara kapiler dan ISF ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekan osmotik koloid dari kedua cairan

Penimbunan cairan berlebih pada pada ISF à edema
Faktor-faktor yang berperan :

a. Peningkatan tekanan hidrostatik è CHF, Retensi Na, Obs. Vena
b. Penurunan tekanan onkotik plasma èsirosis hepatis, Malnutrisi protein
c. Peningkatan permeabilitas kapiler sehingga tekanan osmotik koloid ISF meningkat è inflamasi, lika bakar, DF
d. Obstruksi limfe peningkatan onkotik intertitielè obs limfe Ca Mammae

Pengaturan Faal dari Cairan dan Elektrolit
Organ yang banyak berperan adalah :
a. Ginjal à sekresi, ekskresi elektrolit, RAA
b. Kardivaskular à sistem sirkulasi
c. Kelenjar Hipofise à ADH
d. Adrenal à aldosteron
e. Paru-paru à sistem sirkulasi, perubahan angiotensin I à II

Pengaturan Keseimbangan Na dan Volume cairan
a. Keseimbangan volume cairan tergantung pada volume sirkulasi efektif (bagian ECF yang melakukan perfusi aktif pada jaringan) à Ginjal à RAA
b. Penurunan sirkulasi à baroreseptor pada
c. arteriol aferen ginjalà renin (enzim) à angiotensin I à II à aldosteron korteks adrenal à retensi Na dan air, vasokonstriksi arteriol
d. Pengeluaran aldosteron è penurunan Na dalam 4-5 mEq/L dalam plasma
alkalosis ekskresi K meningkat àion H dan K bersaing untuk diekskresi sebagai pertukaran dengan rebsorbsi Na à hipokalemia

Pertanyaan penting untuk menilai cairan dan elektrolit
1.Penyakit yang menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit ?
2.Terapi yang telah didapatkan ? à oral, nutrisi parenteral, nutrisi enteral
3.Ada tidak pengeluaran cairan tubuh yang abnormal, jika ada berasal dari?
4.Apakah ada pembatasan Diet à diet rendah garam
5.Perbandingan antara pemasukan cairan total dan pengeluarannya

Gangguan Cairan Tubuh

Volume
Konsentrasi è osmolaritas
Komposisi è jenis elektrolit
Kekurangan ECF

Kehilangan melalui ginjal

1. Gangguan ginjal è
penyakit intrinsik ginjal à nefritis, diuresis pada GGA
2. Penyebab diluar ginjal
overdosis diuretik à furosemid, tiazid, manitol

Diuresis osmotik : glukosuria diabetik
kekurangan aldosteron à Adison disease, hipoaldosteronisme

Gangguan Cairan dan elektrolit
Kegawatan à Syok
Kematian
Kehilangan di luar ginjal
1.Kehilangan melalui GI è muntah, diare, fistule, perdarahan
2.Kehilangan melalui kulit à diaforesis, luka bakar
3.Kehilangan melalui Third Space à peritonitis, asites, efusi pleura

Pembagian lain
Hipovolemik
Dehidrasi à puasa yang lama, muntah2, diare
Hipovolemi à combistio, perdarahan akut

Hipervolemik
overload cairan à pemberian cairan isotonis yang berlebih, koloid, plasma
Intosikasi air à pemberian cairan hipotonis yang berlebihan

Gejala Klinik :

Lesu, lemah
Turgor kulit memburuk
Mukosa mulut kering
Gangguan Kulit & mukosa
Mata cekung
Oliguria < 30 ml/jam
Haus
Hipotensi otrostatik
Sinkop
Gangguan Hemodinamik
Takikardi
Capillary refill memanjang
Syok

Ditinjau dari defisit caitran dan elektrolit dehidrasi dibagi :

-Dehidrasi ringan à 4% BB à tanda-tanda intertisiel minimal, tanda IV blm tampak
-Dehidrasi sedang 8% à tanda intertisiel jelas, intravaskuler minimal
-Dehidrasi Berat à 12% à tanda intertisiel dan intravaskuler jelas
-Syok à >12 %
-Perkiraan kehilangan cairan dan darah

Lab :

1. Berat jenis urin meningkat à > 1, 003
2. Peningkatan hematokrit à Ñ 37-40%
3. Protein serum meningkat
4. Rasio ureum/kreatinin > 20 :1 ( normal 10:1)
5. Penanganan kekurangan ECF
6. Penanganan etiologi
7. terapi cairan

Contoh kasus

Pria 30 tahun BB 50 Kg datang dengan diare yang berlangsung sudah 5 hari dengan gejala klinik terlihat nadi > 120, TD 80/palpasi, turgor jelek, capillary refill memanjang, mata saaangat cekung, disorientasi
Apa tindakan Ta’ ? J
Diagnosis : Dehidrasi Berat à 12% BB
Karena dehidrasi yang terjadi isotonik à diberi resusitasi kristaloid
Th/ 12 X 50 kg = 6000 ml = 6 L
Teknik pemberian 50% dari kebutuhan cairan harus habis dalam 8 jam pertama
Kemudian 50% habis dalam 16 jam berikutnya
Agar gangguan hemodinamik cepat teratasi maka di berikan 20 ml/kgBB dalam satu jam pertama à 20 X 50 = 1L (2 kolf)
Kelebihan Volume ECF

CHF

Sirosis hati
Sindrom nefrotik
Sindrom cushing
Malnutrisi protein
Infus yang cepat à hati - hati

Gambaran klinis

1. Distensi vena jugularis
2. Peningkatan CVP à 8-12 mmHg
3. Peningkatan TD
4. Edema perifer dan periorbita
5. Dispnea, takipnea à udem paru à ronki
opoliuri

Lab :

Penurunan hematokrit
Protein serum rendah
Ketidakseimbangan osmolaritas
Hiponatremi
< 135 mEq/L

Etiologi

1. kehilangan natrium melampaui kehilangan air
-pemberian diuretik dengan diet rendah garam yang berkepanjangan, diare, muntah, gagal ginjal, hipoaldosteronisme
2. Penambahan air yang melampaui penambahan natrium
- berkurangnya kemampuan untuk membuang air bebas ( CHF, Sindrom nefrotik, Sirosis), pemberian cairan hipotonis yang berlebihan, kompulsi minum air (psikogenik), tenggelam di air tawar
3. Hiponatremi tanpa hipoosmolaritas

Hiperglikermia, manitol

1. Peningkatan ADH pada hipotalamus à tumor, ensefalitis
2. Pemberian ADH eksogen à oksitosin, vasopresin

Gejala klinik
Na serum < 125 mEq/L
anoreksi, rasa pengecap terganggu, kejang otot
Na serum 115-120mEq/L.sakit kepala, perubahan kepribadian, lemah, letih, mual muntah, kejang
Na Serum <115 mEq/L. kejang, koma, refleks menurun, refleks patologis

Terapi

a. menguragi asupan air
b. menambahkan natrium

Hipernatremi
kadar Na serum > 145 mEq/L

Etiologi :

Asupan air yang tidak cukup à gangguan GI, psikogenik
Kehilangan air yang berlebih à demam, luka bakar, hiperventilasi, diare, glikosuria, pemberian manitol, tenggelam di air laut

Gejala klinis :

1. Neurologik : iritabel, kejang, delirium, refleks tendo meningkat, kaku kuduk
2. Meningkatnya suhu tubuh, haus,mukosa kering, mulut kering, lidah kering

Terapi :

Menurunkan natrium serum dan memulihkan osmolaritas serum Na, bila karena dehidrasi diberikan air or infus D5%, bila terjadi hipovolemi diberikan kristaloid, untuk memulihkan TD dan perfusi dilanjutkan dengan infus larutan hipotonik (0,45%)untuk menyediakan air bebas dan mengatasi hipernatremia

Ketidakseimbangan Kalium
Hipokalemià kadar serum < 3,5 mEq/L

Etiologi è asupan yang kurang,kehilangan mll saluran cerna & ginjal, insensible water loss yang berlebihan, alkalosis metabolik

Gejala klinis :

1. Gangguan neurologik èparastesia, refleks menurun, lemah, letih
2. Gangguan pernapasan à otot pernapasan lemah à gagal napasà kematian
3. Gangguan GI ègangguan Motilitas usus besar
4. Gangguan Kardiovaskular à disritmia, perubahan EKG à gel T yang lebar, depresi segmen ST, Gel U yang menonjol
5. Ginjal à poliuria

Terapi

1. Meningkatkan asupan makanan yang kaya kalium à pisang, jeruk, kismis
2. Pemberian K intra vena :

Syarat-syarat : TIDAK DI BOLUS, kecepatan pemberian max 20 mEq/jam, atau 200 mEq/24 jam, produksi urin >1 cc/kgBB/jam

Hiperkalemi

à.  Kegawatdaruratan
b. Kadar kalium serum > 5,5 mEq/L

Etilogi :

Asidosis metabolik, GGK, Diuretik Hemat kalium, Luka bakar, overdosis terapi parenteral, pemberian cepat transfusi darah yang disimpan

Gejala klinis

1. Gangguan Neurologis à parestesia, kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang ke arah paralisis flaksid, sampai pada otot-otot pernapasan à kematian DD : Sind. Gullian Barre karena
2. Gangguan asal cerna à anoreksia, mual, kolik
3. Ginjal à oliguria
4. Kardiovaskular à bradikardi, disritmia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrkel, è henti jantung, perubahan EKG àGel. T yang tinggi dan tajam, Interval PR memanjang, QRS melebar
Terapi :

a. 10 ml Ca glukonas 10% di infus IV perlahan-lahan 2-3 menit sambil dipantau EKG à efek terlihat dalam wkt 5 menit tapi hanya bertahan 30 menit
b. 500 ml glukosa 10% dengan 10 U insulin regular akan memindahkan Kalium, ke dalam sel,
c. 44-88 mEq/L NaBic IV akan memperbaiki asidosis dan perpindahan kalium ke dalam sel dapat terlihat 30 menit kemudian dan dapat bertahan sampai beberapa jam
d. Dialisis peritoneal atau hemodialisis

Terima kasih atas kunjungannya di blog Menara Ilmu, semoga artikel tentang Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh  bermanfaat untuk anda.

Sumber : 

               (http://yessyrumengan.blogspot.com/2012)
               (http://aldie-cahkeperawatan.blogspot.com/2012)



            

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger