Pembesaran Prostat Jinak: Gejala, Diagnosis dan Penanganan

Bookmark and Share
Kelenjar prostat adalah suatu massa jaringan sebesar biji kenari yang terletak di belakang pangkal penis. Fungsinya adalah menambahkan cairan mani yang membawa sperma. Kelenjar ini cenderung membesar volumenya ketika seorang pria mencapai empat puluhan, dan terus tumbuh dengan bertambahnya usia. Pada beberapa pria, pembesaran kelenjar prostat bahkan mencapai lebih dari 7 kali ukuran aslinya. Pembesaran ini bersifat jinak, sehingga disebut hiperplasia prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia, disingkat BPH).
Prostat terletak di bawah kandung kemih, mengelilingi bagian atas uretra (saluran pengeluaran air seni). Jika prostat menjadi terlalu besar maka dapat meregangkan dan mendistorsi uretra dan menghambat aliran urin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kandung kemih. Sekitar 30% pria berusia di atas 70 tahun memiliki BPH yang menyebabkan gejala.
BPH tidak selalu meningkatkan risiko kanker prostat. Kedua penyakit ini dapat memberikan gejala yang sama, meskipun pada sebagian besar waktu kanker prostat tidak memiliki gejala. Anda dapat terkena BPH dan kanker prostat secara bersamaan.

Penyebab

Kita tidak tahu mengapa prostat membesar pada pria yang lebih tua, namun diduga berkaitan dengan perubahan hormonal yang terkait penuaan.

Gejala

Pada awalnya, penderita BPH mengalami kesulitan buang air kecil, bahkan ketika kandung kemih sudah penuh. Seiring waktu, masalah ini dapat memengaruhi otot-otot kandung kemih dan membuatnya hipersensitif. Penderita seringkali gagal mengosongkan kandung kemih, meskipun telah berupaya keras. Dorongan buang air kecil menjadi lebih sering, terutama di malam hari. Gejala lainnya adalah:
  • Dorongan mendesak untuk buang air kecil. Beberapa pria mungkin mengompol tanpa dapat ditahan.
  • Penundaan antara awal berkemih dan aliran urin
  • Aliran urin lemah atau terputus-putus
  • Urin tetap menetes setelah buang air kecil
  • Perasaan bahwa kandung kemih tidak kosong setelah buang air kecil
  • Sakit di punggung bawah, panggul atau paha atas
  • Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil.
Gejala dapat berbeda-berbeda antar individu. Gejala juga dapat bervariasi pada masing-masing individu di sepanjang perjalanan penyakit. Perlu ditekankan bahwa gejala di atas tidak selalu menunjukkan adanya pembesaran prostat. Penyakit lain dapat menyebabkan gejala yang sama.

Komplikasi

Kandung kemih yang tidak terkuras sepenuhnya meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (cystitis). Beberapa pria yang terkena BPH mengembangkan batu kandung kemih. BPH juga dapat tiba-tiba menyebabkan ketidakmampuan total untuk buang air kecil (dikenal sebagai retensi akut). Hal ini disebabkan oleh penyumbatan lengkap uretra dan merupakan keadaan darurat medis yang perlu perawatan segera untuk menghindari kerusakan ginjal.

Diagnosis

Selain dengan wawancara atau kuesioner dan mempelajari riwayat medis, diagnosis BPH ditegakkan dengan perabaan melalui anus (digital rectal examination/DRE). Karena letak kelenjar prostat di antara kandung kemih dan rektum, dokter dapat dengan mudah memeriksanya dengan memasukkan jari bersarung tangan dan berpelumas ke dalam anus pasien. Dokter akan meraba permukaan kelenjar prostat untuk menilai ukuran, bentuk, dan teksturnya. Meskipun tidak nyaman, prosedur ini hanya berlangsung satu menit atau kurang dan tidak menyakitkan.
Tes darah dapat digunakan untuk mengecek kadar antigen prostat spesifik (PSA) pada pasien yang dicurigai memiliki BPH. PSA adalah antigen khusus yang diproduksi oleh sel-sel kapsul prostat (membran yang menutupi prostat) dan kelenjar periuretral.  Jumlah PSA dalam darah dinyatakan dalam nanogram per mililiter (ng/mL). PSA sejumlah 4 ng/mL atau lebih rendah adalah normal, 4-10 ng/mL adalah sedikit tinggi, 10-20 cukup tinggi, dan 20-35 sangat tinggi. Penderita BPH atau prostatitis menghasilkan sejumlah besar PSA. Tingkat PSA juga ditentukan sebagian oleh ukuran dan berat prostat.  Tingkat PSA yang sangat tinggi dapat mengindikasikan adanya kanker.
Namun, tes PSA dapat memberikan hasil yang palsu. Hasil positif palsu terjadi ketika tingkat PSA tinggi dan tidak ada kanker. Hasil negatif palsu terjadi bila tingkat PSA normal dan kanker prostat ada. Karena itu, biopsi biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan kemungkinan kanker ketika tingkat PSA tinggi.

Pengobatan

Obat-obatan. Beberapa obat generasi baru yang disebut alpha-blocker dapat membantu melemaskan jaringan prostat dan memperlancar aliran urin, terutama jika penyumbatan uretra tidak parah. Obat lain membantu mengurangi ukuran prostat dengan mengelola hormon testosteron. Obat-obat tersebut memungkinkan banyak penderita BPH untuk menghindari operasi.
Pembedahan. Dalam banyak kasus, operasi seringkali masih menjadi satu-satunya cara untuk menghilangkan masalah. Teknik yang paling banyak digunakan saat ini disebut TURP (reseksi transuretral prostat). Dalam prosedur pembedahan endoskopik ini sebagian dari jaringan prostat yang membesar dikelupas. Jika prostat hanya sedikit membesar, mungkin cukup membuat sayatan kecil di prostat untuk mengurangi penyempitan uretra. Jika prostat sangat membesar, mungkin perlu untuk membuat irisan di perut bagian bawah dan melakukan bedah terbuka. Tetapi prosedur ini jarang dilakukan.
Pembedahan lebih berisiko komplikasi dibandingkan obat-obatan. Di antara risiko obat dan pembedahan BPH adalah impotensi, inkontinensia urin dan ejakulasi retrograd. Studi memperkirakan 74% pria mengalami ejakulasi retrograd, 14% impotensi, dan 5% inkontinensia urin setelah operasi TURP.
Kateter. Beberapa penderita BPH dengan retensi urin tidak dapat dioperasi. Kateter dapat menjadi solusi dalam situasi ini, yang dapat ditempatkan ke kandung kemih melalui uretra atau melalui perut bagian bawah. Tapi dengan kateter permanen, pasien sangat berisiko terkena cystitis.

sumber

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger